Release Date: 1989 (Finland)
Quality: 720p mkv
Size: 3,8 GB
Stars: Abdallah Gheith, Mouna Wasef, Hamdy Gheith
Genre: Adventure, Biography, Drama
Language: Arabic
Runtime: 207 min
IMDb Rating: 8,8 (3.292 users)
Info: imdb.com/title/tt0075143
------------------------------------
Download Link:
GD: Single Link
MF: Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Subtitle: https://subscene.com/subtitles/al-risalah
*Join filenya dengan hjsplit
_________________________________________
THE MESSAGE (1976)
Release Date: 30 July 1976 (UK)
Quality: 1080p mp4
Size: 4 GB
Stars: Anthony Quinn, Irene Papas, Michael Ansara
Genre: Adventure, Biography, Drama
Language: English
Runtime: 177 min
IMDb Rating: 8,3 (37.048 users)
Info: imdb.com/title/tt0074896
------------------------------------
Download Link:
GD: Single Link
MF: Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5
Subtitle: https://subscene.com/subtitles/the-message
*Join filenya dengan hjsplit
_________________________________________
SATU JEMBATAN BARAT ISLAM
Film ini produk Holywood sehingga kualitasnya baik, tetapi yang bikin
asli orang Islam, Musthafa Al-Aqqad. Jadi film ini cukup unik, sebab
kita tahu Hollywood adalah `kerajaan film yahudi` yang notabene selalu
menggunakan kekuatan film dalam rangka melibas apa saja yang sekiranya
dianggap bertentangan dengan yahudi. Dan Islam dalam beberapa hal
termasuk yang dianggap musuh oleh yahudi. Maka pembuatan film ini
diboikot yahudi.
Dan saya bilang film ini asli buatan Hollywood, karena dibuat oleh sutradara dan produser Holywood. Tentunya dengan kualitas Hollywood juga. Jadi sangat beda dengan kalau kita melihat film-film buatan Mesir misalnya, yang rada-rada melow dan meng-India-he sekali. Masak adegan dalam sirah nabi pakai ada tari perut dan nyanyi-nyanyi ala Mesir, kan aneh banget.
Tapi saya bilang film ini asli bikinan orang Islam, karena memang
Mustafa Al-Aqqad, sang produser sekaligus sutradaranya, memang seorang
muslim keturunan Syria. Lahir di Aleppo (orang Arab menyebutnya Halab),
Syria 1 Juli 1930. Kemudian dia meneruskan kuliah di California
University Amerika dan berkembang di Hollywood.
Mustafa sendiri meninggal oleh ledakan bom tahun 1995, yang diduga
didalangi oleh agen Mossad di Amman Jordan. Konon sesaat sebelum
kematiannya, dia berencana untuk membuat film baru tentang Shalahuddin
Al-Ayyubi, versi Hollywood juga, tetapi yang adil dan proporsional.
Ar-Risalah (1976)
Kalau kita melihat bagaimana film ini dibuat, pasti kita berdecak kagum.
Sebab semua teknologi canggih di masa itu dikerahkan (film ini dibuat
tahun 1976). Setting kota Mekkah dibuat sangat detail, mulai dari Ka`bah
yang ternyata saat itu belum berkiswah hitam, masih lurik-lurik. Hingga
suasana pasar di Mekkah abad ke-7 Masehi yang telah diramaikan oleh
para kafilah dagang berbagai bangsa.
Begitu juga setting kota Madinah juga dibuat sangat teliti, kita bisa melihat jelas bagaimana Masjid Nabawi pertama kali didirikan dengan atap pelepah kurma, dinding batu dan semen, serta tiang-tiang dari batang pohon kurma.
Detail kostum para prajurit perang Badar dan Uhud juga tampil menarik.
Apalagi saat dikerahkan 10.000 pasukan berkuda yang mengepung kota
Mekkah itu plus dengan genderang perang yang dibunyikan seirama dengan
alunan takbir yang memecah angkasa. Hmm, sangat kolosal dan mengagumkan.
Saya berpikir, bahwa teknik pembuatan film ini yang pasti unik.
Bayangkan bahwa di zaman itu dunia film pasti belum kenal CGI dan
komputer grafik, semua di-take secara apa adanya, asli bin original.
Yang bikin menarik lagi, nampaknya Mustafa Al-Aqqad sangat ingin menjaga
nuansa keaslian suasana Arab abad ke-7 tampil utuh. Sampai dia tidak
rela kalau nantinya film ini rusak gara-gara didubing (baca : sulih
suara). Mungkin agar bisa ditonton dengan nyaman oleh dua peradaban,
barat dan Arab. Maka dibuatlah dua film, yang satu fim Ar-Risalah dan
satu lagi diberi judul The Message. Dua buah film yang dibuat bersamaan
dengan satu alur cerita tapi dengan pemain yang berbeda. Tentu dengan
dialog yang agak sedikit berbeda, tapi tetap satu alur. Hmm, luar biasa
memang.
Ar-Risalah dimainkan oleh para pemeran yang bertutur bahasa Arab, di
antaranya Abdullah Ghaits yang berperan sebagai Hamzah dan Muna Washif
yang berperan sebagai Hindun. Sedangkan versi The Message dimainkan oleh
para bintang yang bertutur dalam bahasa Inggris, termasuk Antony Quinn
yang memerankan Hamzah dan Irene Papas.
Rupanya urusan alih bahasa, Mustafa jelas ingin sempurna. Tidak cukup
hanya memberi sub-title atau dubbing, tapi waktu shooting, take
dilakukan dua kali. Sekali take untuk dialog para pemeran yang berbahasa
Arab dan sekali take lagi untuk dialog pemeran yang berbahasa Inggris.
Sebab cara orang Arab dalam berbicara amat beda dengan orang Inggris dan
sebaliknya. Ada begitu banyak ekspresi dan bahasa tubuh yang tidak bisa
dianggap remeh, buat seorang Mustafa Al-Aqqad.
Tapi kalau adegan yang longshot atau kolosal, sepertinya kedua film itu menggunakan hasil take yang sama.
Original Sound Track (OST) film ini juga dibuat secara orkestra
dicompose oleh musikus kawakan, Maurice Jarre, yang mengadaptasi irama
padang pasir dalam versi konser. Jarre banyak menggarap OTS film
kolosal, salah satunya film tentang si orientalis Inggirs, Laurence the
Arabia.
Kedua film ini diniatkan oleh Mustafa Al-Aqqad untuk menjadi jembatan
antara barat dan timur, seperti ungkapannya. "Sudah menjadi tugas saya
sebagai muslim yang tinggal di Barat untuk memperkenalkan wajah Islam
yang original, agama yang dipeluk oleh 700 juta manusia (tahun
1976-red). Namun sedikit sekali informasi yang lurus tentang Islam di
Barat, sebuah kenyataan yang agak memprihatikan buat saya."
"Maka saya melihat sebuah kebutuhan yang besar untuk bercerita tentang
kisah yang membangun jembatan antara kedua dunia itu", tambahnya.
Boikot Hollywood
Cita-cita luhur Mustafa Al-Aqqad bukan tanpa halangan. Rupanya jaringan
yahudi Hollywood merasa kecolongan dengan rencana pembuatan film ini.
Kelihatan sekali mereka kompak memboikot film ini, khususnya masalah
pembiayaan. Sampai akhirnya Mustafa terpaksa jual-jual proposal ke timur
tengah minta support dana.
Sayangnya orang-orang Arab zaman segitu masih belum punya apresiasi yang
tinggi tentang dakwah lewat film. Alih-alih dapat dana, yang keluar
malah fatwa yang mengharamkan bikin film tentang Nabi Muhammad.
Sampai-sampai ketika lokasi film sudah disiapkan dan setting kota
Mekkah, Madinah dan yang lainnya sudah siap, tiba-tiba para ulama di
Maroko (Maghrib) juga ikut-ikutan memboikot rencana pembuatan film ini.
Sehingga terpaksa shooting film gagal. Setting kota Mekkah dan Madinah
yang sudah rapi, terpaksa dibongkar.
Bantuan Muammar Al-Qadzdzafi
Dalam keputus-asaan itu, tiba-tiba datang berita baik dari Libya. Sang
kolonel penguasa negeri itu menawarkan bantuan, bukan hanya dana tetapi
juga semua yang dibutuhkan. Termasuk tentara nasional Libya ikut
dikerahkan. Maka lokasi shooting dibuat di Libya, atas bantuan besar
dari sang penguasa.
Konon tentara nasional ikut main film dalam adegan Fathu Mekkah yang
memang butuh 10.000 orang figuran. Walau pun tampil sekilas, longshot
pula, yang penting mentas, mungkin begitu pikir para tentara Libya itu.
Sebagai ungkapan terima kasih, Mustafa Al-Aqqad lantas menghadiahi
Al-Qadzdzafi sebuah film yang mengungkap kepahlawanan bangsa Libya, Umar Al-Mukhtar. Sebuah film panjang dan juga kolosal, Anthony Quinn ikut
main jadi sang pahlawan. Tapi film ini hanya dibuat dalam satu bahasa,
yaitu bahasa Inggris. Urusan orang Arab mau nonton film ini juga, film
ini kemudian disulih-suarakan.
Rekomendasi Ulama
Urusan rekomendasi ulama, justru yang paling memusingkan. Mustafa
Al-Aqqad terpaksa bolak-balik ke Mesir (Universitas Al-Azhar), khusus
untuk minta fatwa tentang hal-hal teknis pembuatan film. Pastinya para
ulama tidak setuju kalau sosok nabi Muhammad atau para shahabat yang
mulia itu nongol di film.
Maka dicari titik tengah, tapi tentu saja bikin pusing tujuh keliling.
Betapa tidak, film ini kan maunya menceritakan kehidupan seorang
Muhammad SAW, tapi justru sosoknya tidak boleh tampil. Dan itu harga
mati menurut para ulama Al-Azhar.
Bukan cuma sosok Nabi Muhammad saja yang tidak boleh tampil, tapi
suara dan bayangannya pun juga haram tampil. Nah lho, makin bingung si
Mustafa. Kalau di komik zaman saya kecil, Nabi Muhammad tampil dengan
lingkaran dan tulisan Muhammad, hehehe. Tentu saja Mustafa tidak mau
bikin film model komik anak-anak seperti itu. Daya tarik utama
sebuah film kan tokoh utamanya. Masak sih film James Bond yang terkenal
itu, sejak awal film hingga akhir jagoannya tidak boleh nongol sosoknya?
Pastinya penonton kecewa berat.
Akhirnya, titik temu didapat juga. Nabi Muhammad SAW memang tidak tampil
sosoknya, tetapi yang tampil justru point of view-nya. Layar dimana
penonton menyaksikan film seolah-olah merupakan pandangan mata Nabi
Muhammad SAW. Adegan ini nampak jelas ketika momen Nabi SAW tiba dari
hijrah di Madinah, sontak seluruh penduduk Madinah menyambutnya dan
bersorak-sorak. Kamera dari atas punggung unta Nabi menampilkan
pemandangan spektatuler, seolah itulah pandangan mata Rasulullah SAW.
Dan . . . Al-Azhar mengangguk. Yess . . adegan itu boleh dan memenuhi
kriteria syariah.
Dalam adegan lain, saat para shahabat sedang berdialog dengan Rasulllah
SAW, wajah-wajah mereka menghadap ke kamera, seolah sedang menatap
beliau SAW. Dan musik tertentu akan mengalun bila adegan semacam ini
terjadi, menandakan layar adalah pandangan mata Rasulullah SAW.
Untuk beberapa adegan, rasanya masalah memang terjawab. Tetapi tetap
saja sulit sekali menggambarkan kejadian aslinya. Misalnya adegan perang
Badar yang sesungguhnya langsung dipimpin oleh Rasulullah SAW, di film
ini yang tampil justru Hamzah sebagai komandan pertempuran.
Di antara titik tengah itu, nampaknya para ulama juga melarang tampilnya
para shahabat yang utama, maka sejak awal hingga akhir film, kita tidak
akan pernah melihat sosok Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, Khadijah,
Aisyah ridhwanullahi `alaihim. Tokoh shahabat yang tampil antara lain
Hamzah, Zaid, Ja`far bin Abi Thalib, Bilal, Ammar serta kedua orang
tuanya, Yasir dan Sumayyah, Hudzaifah bin Utbah.
Khalid bin Walid dan Amr bin Al-Ash ditampilkan sejak masih kafir hingga memeluk agama Islam, sebagai shahabat Nabi SAW.
Tokoh-tokoh kafir yang tampil terbatas hanya pada musyrikin Arab saja,
seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan istrinya, Umayyah bin Khalaf, Abu
Sufyan dan istrinya, Hindun dan paman Nabi, Abu Thalib. Dan tambahan
satu orang, yaitu tokoh munafik Madinah, Abdullah bin Salul.
Tetapi di film ini tidak ada tokoh yahudi atau nasrani yang muncul
sebagai musuh yang kafir. Tokoh Majusi diwakili oleh Kisra, sangat
penguasa Persia, yang muncul pada opening film ini, dan merobek-robek
surat dari Nabi SAW.
Ada tiga sosok orang nasrani muncul di film ini, dan tetapi mereka
justru sangat baik perlakuannya kepada Nabi SAW. Pertama, Kaisar Romawi,
Heraklius di istananya di kota Konstantinopel. Adegan itu menggambarkan
dia menerima surat ajakan masuk Islam dari Rasulullah SAW. Kedua,
An-Najasyi, raja Habasyah yang Kristen tapi justru menerima dakwah
beliau SAW. Ketiga, seorang penjaga kebun di Thaif yang menolong beliau
SAW saat dikejar-kejar orang kafir.
Tentu tidak semua kejadian di masa Rasulullah SAW termuat di film ini.
Kita menyaksikan kejadian yang melompat-lompat dari satu masa ke masa
yang lain. Entah ini menjadi kekurangan atau malah kelebihan. Yang
pasti, durasi film ini amat panjang, sampai mendekati tiga jam. Jadi
nontonnya butuh waktu ekstra. Atau mungkin enaknya ditonton bersambung
beberapa seri.
Kita hanya menemukan dua perang yaitu Perang Badar dan Uhud.
Perang-perang besar lain yang sebenarnya sangat fenomenal seperti perang
Khandaq, Bani Quraidhah, Muktah, Tabuk, Khaibar dan lainnya, tidak
diceritakan.
Oh ya, ada yang lucu di masing-masing versi. Di versi Arab. tokoh yang
memerankan Bilal itu lumayan ganteng lho. Sebaliknya, di versi English,
pemerannya memang rada kumel. Pemeran Hamzah juga begitu, di versi
Arabnya, tampil muda, gagah dan ganteng. Tapi di versi english,
jenggotnya sudah pada putih, kurang gagah. Mungkin si Anthony Quint-nya
nggak mau jenggot putihnya disemir hitam.
Saya dan Film Ar-Risalah
Di Indonesia konon film ini sempat diputar di bioskop di tahun 78-an,
saya kurang `ngeh` karena waktu masih duduk di SD. Lagian bioskop masih
rada-rada haram waktu itu. :)
Tapi lewat video, boleh dibilang film inilah yang berkali-kali saya tonton video sejak masih duduk di SMA hingga sekarang ini. Sambil berseloroh saya sering bilang, bahwa film ini lebih dari seribu kali saya tonton, sampai-sampai saya hafal luar kepala hampir semua dialognya yang berbahasa Arab itu. Bahkan dulu waktu masih belajar bahasa Arab di LIPIA, film ini malah menjadi salah satu media pengajaran bahasa Arab.
Dalam banyak kegiatan daurah dan trainning keislaman di SMA dan
kampus-kampus, peran saya selalu menjadi `komentator` diputarnya film
ini. Dan biasanya, acara daurah berhari-hari yang isinya ngaji melulu
itu akan menjadi lebih segar kalau film ini diputar. Biasanya saya bukan
cuma menterjemahkan isi dialognya, tetapi malah ceramah kesana kemari
menceritakan lebih detail lain tentang sirah nabawiyah.
Sayangnya waktu itu, film ini masih berformat kaset video Betamax, yang
diputar berkali-kali dimana tiap kali diputar gambarnya makin memudar.
Apalagi sebenarnya video itu hasil direkaman tidak resmi dari video
player ke video recorder yang dicolok pakai kabel AV. Hasilnya pasti
mengalami penurunan kualitas.
Lucunya, hasil rekaman itu kemudian direkam lagi, hasilnya direkam lagi
dan begitu terus menerus. Yang saya punya mungkin sudah keturunan yang
ke-12 barangkali.
Hasil akhirnya?
Gambarnya goyang-goyang, suaranya pecah, warnanya pudar, dan layarnya
bintik-bintik putih karena head video playernya sudah tipis. Terus
disemprot pakai cleaner, bisa normal lagi. Wah, kalau mengenang masa
itu, sedih juga ya. Tapi ya tetap saja ditonton orang banyak.
Tidak terbayang di zaman itu nantinya akan ada teknologi VCD, DVD, mpeg,
DV dan sejenisnya seperti di zaman sekarang. Zaman segitu belum ada
Adobe Premierre, Avid atau Ulead Video Editing. Semua masih pakai pita
kaset yang bisa kusut dan gambarnya hilang kena magnit.
Terjemah : Subtitle
Yang sedang saya kerjakan sekarang ini adalah membuat sub-title dalam
bahasa Indonesia yang baik dan `mendingan`. Mengingat yang banyak dijual
(pastinya bajakan) tidak ada yang memuaskan saya.
Yang sedang saya kerjakan sekarang ini adalah membuat sub-title dalam
bahasa Indonesia yang baik dan `mendingan`. Mengingat yang banyak dijual
(pastinya bajakan) tidak ada yang memuaskan saya.
Umumnya yang dijual di kaki lima itu versi The Message berbahasa Inggris
yang aneh di telinga saja. Ada juga yang berbahasa Arab dan ada
terjemahnya, tetapi gambarnya . . .. ampun tuan, ancur cur cur.
Pak Yahya sahabat baik saya sejak masih kuliah di LIPIA yang jadi
petugas di lab bahasa ma`had saya kontak, beliau ternyata sudah tidak
punya lagi film itu karena konon termasuk `diharamkan` oleh mudir LIPIA
yang dulu tanpa penjelasan. Mungkin karena film dianggap haram atau
bagaimana, entah lah. Yang ada cuma film kartun, katanya. Hihihi anak
LIPIA kok nonton kartun?
So, akhirnya saya buka Youtube dan alhamdulillah saya masih bisa dapat
film yang gambarnya masih makbul deh. Tinggal didownload lalu
bersenjatakan Ulead Video Studio, mulai ceklak-ceklik bikin terjemahan
(subtitle) film ini. Alhamdulillah, hampir semua dialog masih saya
hafal luar kepala, tapi giliran menterjemahkannya, rada susah juga ya
untuk mendapatkan padanan kata yang pas.
Sebenarnya pekerjaan ini buang-buang waktu, tetapi mengingat anak saya
merengek terus minta dijelasin tiap dialog film ini, wah kok jadi
kerjaan, makanya saya pikir tidak ada salahnya saya turun gunung, balik
lagi dengan hoby jaman dulu. Mulai pelan-pelan bikin terjemahan yang
hasilnya nanti bisa jadi DVD atau bisa diunggah balik ke Youtube juga.
Siapa tahu masih banyak orang yang ingin nonton film ini.
Gratis?
Ya gratis dong. Kan dapetnya juga di Youtube, kembalikan ke Youtube
dengan sedikit polesan terjemahan. Kalau nanti ada yang mendownload lalu
di-VCD-kan terus dijual, bagaimana? Halah biarin aja dijual orang, toh
saya tetap dapat pahala.
Masak mau makan dari hasil film bajakan sih? Tak usah ya.
Film yang saya cari2,tp sayang kalau link di indowebster saya kesulitan download. Kalau ngga keberatan,tolong di upload ulang di tempat lain misal upfile.mobi,uppit,tusfiles.net,atau uptobok. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih.
ReplyDeleteoh.. Ya kapan2 kalo memungkinkan aku aplot lagi ke server lain
DeleteGpp kang.. Selalu setia menunggu... Sebelumnya saya ucapkan terimakasih.
DeleteBaru buka lagi,ternyata udh ada alternatif link... Mksh bnyk kang.
DeleteMakasih sblumnya sudah diupload bang,,
ReplyDeletetapi film Ar-Risalah nda ada subtitle indonesianya,,
semoga abang brkenan menshare subtitlenya...
sekali lagi terima kasih filmnya sudah diupload bang...
saya belum nemu sub indonya bang. Cuba cari di gugel
DeleteAssalamu'alaikum pak. Sekedar tanya untuk durasi filmnya ini yang 170 menit atau yang full 207 menit ya? Terima kasih. Waassalamu'alaikum.
ReplyDeletewa'alaikum salam.
Deletefull 3 jam 18 menit atau 198 menit
Oh begitu pak. 198 menit untuk kedua versi, bagaimana pak?
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletethanks gan, akhirnya nemu link download yg mantab
ReplyDeleteTolong di perbaiki lagi linknya
ReplyDeleteBiar bisa di download gan
ok link sudah diperbaiki
DeleteTolong di perbaiki lagi linknya
ReplyDeleteBiar bisa di download gan
Tolong di perbaiki lagi linknya
ReplyDeleteBiar bisa di download gan
Sub indonya jg gan bagi in itung2 amal..??
ReplyDeleteTOLONG GAN YG VERSI ARABDIPERBAIKI LINKNYADONG
ReplyDeleteok link sudah diperbaiki
DeleteFilm Al Risalah linknya mati pak. Kena block. Bisa diperbaiki linknya pak?
ReplyDeleteyg google drive masih bisa
DeleteKok yg versi Arab udah didownload tetep ga bisa dibuka ya?
Deletejoin dulu filenya dengan hjsplit.
Deletetuh dah dikasih linknya di bawah link download
Gimana mau masukkan subtitlenya kang?
ReplyDeleteyang versi arab part 1 dan part 4 gak bisa
ReplyDeleteok link sudah diperbaiki
DeleteTerimakasih min. Semoga menjadi amal ibadah.
ReplyDeletebarakallahu fiik..
ReplyDeletejazakallahu khairan...
yg masih mencari subtitle english / indonesia yg akurat timing nya nih ya :
ReplyDeletehttps://downsub.com/?url=https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DylreSmRi3bg%26t%3D1610s
Assalamualaikum admin. mohon jika ada subtitle indo untuk versi yg bahasa arabnya tolong dilampirkan ya
ReplyDeleteJazakallah khair